Manfaat Terapi Seni untuk Kesehatan Mental dan Emosional

Nama: Siti Rohani

Kelas: R4D

Npm: 202246500275


 Terapi seni merupakan pendekatan dalam bidang kesehatan mental dan layanan kemanusiaan yang holistik, yang didefinisikan oleh AATA sebagai sebuah profesi yang memperkaya kehidupan individu melalui aktifitas seni, proses kreatif, penerapan teori psikologis, dan interaksi dalam konteks hubungan psikoterapi. Praktik ini dijalankan oleh terapis seni yang terlatih dan diatur secara resmi, mereka mempergunakan seni dan proses kreatif secara khusus untuk menangani kebutuhan atau masalah yang dihadapi individu yang mereka layani. Meskipun terapi seni dapat memberikan rasa ketenangan dan kedamaian, penting untuk dicatat bahwa pembuatan seni untuk perawatan diri tidak selalu memiliki komponen psikologis yang terstruktur seperti dalam rencana perawatan atau serangkaian tujuan yang sedang dikerjakan oleh terapis bersama klien.

Seni tidak hanya berbicara tentang penciptaan visual atau auditori, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam pada kesehatan mental seseorang. Artikel ini menguraikan beberapa pengaruh positif seni terhadap kesehatan mental dan bagaimana seni dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan mental seseorang.


1. Ekspresi Diri: Menghadirkan Suara pada Perasaan

Seni memungkinkan seseorang untuk menyampaikan perasaan dan pikiran mereka dengan cara yang tidak mungkin dilakukan dengan kata-kata saja. Melalui lukisan, gambar, atau karya seni lainnya, individu dapat mengekspresikan kompleksitas emosi mereka, membantu mengurangi tekanan mental yang terkadang sulit diungkapkan secara verbal.


2. Terapi Seni: Menemukan Ketenangan melalui Kreativitas

Terapi seni telah terbukti menjadi pendekatan yang efektif dalam merawat gangguan kesehatan mental. Aktivitas seperti melukis, menggambar, atau membuat kerajinan tangan dapat menjadi sarana untuk meredakan kecemasan, mengatasi depresi, dan memperkuat keterampilan koping dalam menghadapi tantangan kehidupan.


3. Meditasi Visual: Menciptakan Ruang Ketenangan dalam Pikiran

Melibatkan diri dalam seni, seperti meditasi melalui mewarnai atau menggambar pola repetitif, dapat membantu menciptakan ruang ketenangan dalam pikiran. Aktivitas ini memiliki efek menenangkan dan dapat menjadi bentuk meditasi yang kreatif, membantu seseorang menemukan kedamaian dalam diri mereka sendiri.


4. Peningkatan Kreativitas: Memberdayakan Pikiran dan Jiwa

Seni merangsang imajinasi dan kreativitas, yang pada gilirannya dapat memperkaya pikiran dan memberdayakan jiwa seseorang. Peningkatan kreativitas dapat membantu seseorang melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.


5. Pengalaman Positif Bersama: Membangun Hubungan Sosial

Mengikuti kelas seni atau terlibat dalam proyek seni bersama-sama menciptakan pengalaman positif yang dapat memperkuat hubungan sosial. Interaksi dengan orang lain melalui seni membantu membangun ikatan emosional dan memberikan dukungan sosial yang penting bagi kesehatan mental.


6. Pengalihan Fokus: Melarikan Diri dari Stres Sehari-hari

Seni memberikan cara untuk melarikan diri dari stres sehari-hari. Menyelam dalam karya seni dapat menjadi bentuk terapi yang memungkinkan seseorang untuk merasakan kehadiran saat ini dan mengalami momen ketenangan dari rutinitas yang penuh tekanan.


7. Pemberdayaan Diri: Menghadirkan Rasa Prestasi dan Nilai Diri

Menyelesaikan proyek seni, apakah itu lukisan, pahatan, atau karya seni lainnya, memberikan rasa prestasi dan meningkatkan nilai diri seseorang. Ini dapat membantu seseorang merasa berdaya dan memiliki dampak yang positif pada pandangan mereka terhadap diri sendiri.

Seni bukan hanya sarana untuk mengekspresikan kreativitas, tetapi juga merupakan alat yang ampuh untuk meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Melalui ekspresi diri, terapi seni, dan pengalaman positif bersama, seni dapat menjadi bagian integral dari perjalanan menuju kesejahteraan mental yang holistik. Dengan memasukkan seni ke dalam rutinitas sehari-hari, seseorang dapat membuka pintu menuju pemulihan, pertumbuhan, dan kebahagiaan mental yang berkelanjutan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Schlenger, saat seseorang terlibat dalam proses pembuatan karya seni, mereka tidak hanya menciptakan sesuatu yang visual, tetapi juga memiliki kesempatan untuk menemukan makna dalam pengalaman itu sendiri. Ini memungkinkan individu untuk lebih terhubung dengan pengalaman mereka sendiri melalui ekspresi artistik.


Komponen kunci dari terapi seni, seperti yang disebutkan oleh Schlenger, termasuk menciptakan ruang yang aman untuk ekspresi emosional, di mana hubungan terapeutik yang saling percaya memungkinkan individu untuk mengekspresikan dan memproses perasaan mereka tanpa takut dihakimi. Selain itu, validasi emosional juga merupakan aspek penting di mana melalui representasi visual dari perasaan, seseorang dapat merasakan validasi atas pengalaman emosional mereka.


Selain itu, hak pilihan emosional menekankan pentingnya individu untuk memiliki kontrol atas proses kreatif mereka sendiri, yang dapat membantu memulihkan rasa hak pilihan dan kendali atas emosi serta kesehatan mental secara keseluruhan. Gretchen Miller, seorang terapis seni di Cleveland, menekankan bahwa terapi seni menawarkan cara bagi individu untuk mengekspresikan aspek dari diri mereka tanpa harus terpaku pada kata-kata. Ini melampaui batasan bahasa verbal dan dapat menjadi pilihan yang tidak mengancam dan aman bagi sebagian orang, khususnya bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pengalaman atau emosi yang sangat kompleks atau sulit dipahami melalui kata-kata.

Cara kerja terapi seni melibatkan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk memfasilitasi ekspresi kreatif, refleksi, dan pemahaman diri. Menurut Schlenger, sesi terapi seni bisa terdiri dari berbagai tahapan, termasuk waktu untuk berbagi secara verbal, waktu untuk fokus pada pembuatan karya seni, dan waktu untuk memproses kembali secara verbal pengalaman yang terjadi selama proses tersebut.


Selama sesi terapi seni, terapis seni tidak bertugas untuk menafsirkan karya seni klien secara langsung. Sebaliknya, peran mereka lebih kepada mendorong klien untuk berbagi pengalaman dan makna yang muncul dalam proses kreatif mereka. Dengan demikian, terapis seni menciptakan ruang untuk klien merenungkan pengalaman pribadi mereka, serta untuk menggali dan mengeksplorasi makna yang mungkin terkandung dalam karya seni mereka.


Proses ini juga melibatkan pengamatan dan eksplorasi bersama-sama terapis dan klien terhadap elemen-elemen yang terdapat dalam karya seni. Hal ini bertujuan untuk menggali bagaimana elemen-elemen tersebut terhubung dengan pikiran, perasaan, dan pengalaman yang dialami oleh klien. Dengan demikian, terapi seni menjadi sebuah proses yang tidak hanya memperkuat koneksi antara klien dan karya seni mereka, tetapi juga memperdalam pemahaman mereka terhadap diri sendiri melalui medium seni yang mereka pilih.


Komponen yang dapat dimasukkan dalam sesi terapi seni mencakup beberapa tahapan yang dirancang untuk membangun hubungan, memberikan ruang bagi ekspresi kreatif, memproses emosi, dan mendiskusikan pengalaman dengan terapis. Tahapan-tahapan tersebut dapat diperluas dan dikembangkan untuk menciptakan pengalaman terapi yang lebih mendalam dan bermakna bagi klien:


1. **Check-in Awal untuk Membangun Rapport**: Terapis seni mengajukan pertanyaan reflektif seperti, “Apa yang ingin Anda bicarakan dalam sesi ini?” atau “Apa yang Anda alami minggu ini?” untuk membantu klien merenungkan dan memahami emosi yang mereka rasakan. Ini merupakan langkah awal yang penting untuk membangun hubungan yang kokoh antara klien dan terapis.


2. **Kesempatan Bermain dan Eksplorasi dengan Medium Seni yang Berbeda**: Terapi seni tidak terbatas pada satu jenis medium saja. Klien diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai jenis seni seperti merajut, memasak, membuat kolase, atau bahkan fotografi. Hal ini memungkinkan klien untuk mengekspresikan diri dengan lebih bebas dan kreatif.


3. **Inisiasi Kegiatan Pembuatan Seni**: Terapis seni dapat mengadopsi pendekatan direktif atau non-direktif tergantung pada kebutuhan dan preferensi klien. Ini dapat mencakup memberi saran tentang aktivitas seni tertentu atau memberi kebebasan kepada klien untuk memilih sendiri. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi ekspresi kreatif.


4. **Pengolahan Emosi Melalui Kehati-Hatian**: Dalam proses pembuatan karya seni, terapis seni membimbing klien melalui refleksi diri dan kesadaran akan perasaan mereka. Ini memungkinkan klien untuk mengenali dan mengidentifikasi emosi mereka, serta mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri.


5. **Diskusi Aktif dengan Terapis**: Sesi terapi seni tidak hanya tentang menciptakan karya seni, tetapi juga tentang mendiskusikan dan memproses pengalaman dengan terapis. Terapis seni mendorong klien untuk mengungkapkan emosi mereka dengan lantang selama proses kreatif, karena hal ini dapat membantu meningkatkan kenyamanan dan kejujuran dalam sesi tersebut.



Melalui proses ini, tujuan dari sesi terapi seni adalah untuk memberikan ruang bagi klien untuk merefleksikan dan memahami karya seni mereka, sehingga mereka dapat lebih memahami dan mengelola perasaan mereka ke depan. Dengan demikian, terapi seni menjadi alat yang efektif dalam mendukung pertumbuhan dan pemulihan emosional klien.


Mengapa Terapi Seni Berhasil


Menurut Miller, "Mengeksplorasi masalah tentang diri Anda dalam kehidupan nyata di luar ruang seni bisa jadi menakutkan, jadi terapi seni menawarkan kesempatan untuk mempraktikkan hal-hal dengan aman seperti mengambil risiko melalui karya seni Anda." Dalam pengalaman terapi seni, klien terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang melibatkan mereka secara aktif. Terapis seni mendorong mereka dengan pertanyaan seperti apa yang harus digambar atau warna apa yang akan digunakan, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, proses ini juga dapat membantu klien memikirkan kemungkinan-kemungkinan baru dan cara-cara mengatasi masalah, membantu mereka melihat masa depan melampaui saat ini, yang mungkin tertutupi oleh emosi negatif.


Menurut artikel tahun 2020 tentang terapi seni ekspresif di Psychology Today, praktik ini dapat membantu klien melepaskan diri dari kecemasan, trauma, dan ketakutan, mendukung pengaturan emosi diri, dan memungkinkan mereka merespons stres dengan lebih baik. Miller mengajari kliennya alat atau strategi khusus dalam proses pembuatan karya seni yang membantu mengatur dan mengekspresikan emosi dengan mengambil apa yang ada di dalam dan membuatnya terlihat. "Ini tentang membangun emosi dalam diri seseorang dan mampu mewujudkannya, yang pada gilirannya memberdayakan klien untuk mengeksplorasi lebih jauh atau melakukan sesuatu dengan emosi tersebut dengan cara yang akan mengarah pada pertumbuhan atau resolusi," kata Miller.


Menurut Schlenger, terapi seni juga berguna untuk mengungkap trauma yang tersembunyi. "Terkadang apa yang diungkapkan dalam seni dapat memunculkan perasaan yang tidak disadari," katanya, yang mana klien mungkin memerlukan bantuan untuk mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkannya. "Ini bukan hanya proses mencipta dan membicarakannya, namun proses mencipta dengan sendirinya." Dengan demikian, terapi seni tidak hanya memberikan ruang bagi klien untuk mengekspresikan diri, tetapi juga memfasilitasi proses pemulihan yang mendalam dan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri.


Pertanyaan Yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Terlibat dalam Terapi Seni


Sebelum memulai terapi seni, ada beberapa pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan. Miller menyarankan untuk merenungkan bagaimana Anda lebih suka mengungkapkan pengalaman, perasaan, dan pikiran Anda. Apakah Anda merasa lebih nyaman mengekspresikan diri melalui gambaran visual yang kuat atau melalui kata-kata yang terpilih dengan hati-hati? Pemikiran ini akan membantu menentukan apakah terapi seni merupakan pilihan yang sesuai untuk Anda.


Selain itu, penting juga untuk mengevaluasi bagaimana Anda merespons proses penciptaan seni. Jika Anda mengalami reaksi yang intens, baik negatif maupun positif, selama proses menciptakan karya seni, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang ahli terapi seni. Mereka dapat membantu Anda menjelajahi dan memahami emosi yang muncul selama proses kreatif.


Apakah Anda memiliki riwayat trauma pra-verbal? Komponen terapi seni berbasis sensorik dapat membantu Anda mengekspresikan perasaan tanpa kata-kata, sehingga Anda tidak harus bergantung pada berbicara dan menggunakan bahasa jika itu terlalu sulit atau memicu.


Bagi mereka yang ragu untuk mencari pengobatan terapi seni, menciptakan seni tetap bisa menjadi salah satu bentuk perawatan diri yang bermanfaat. Mengalokasikan waktu untuk keluar dari pikiran yang rumit dan terlibat dalam aktivitas yang memberi Anda kesenangan dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan regulasi emosional, sesuai dengan saran Miller.


“Apakah pikiran Anda cemas memikirkan masa depan atau menyesali hal-hal di masa lalu yang tidak dapat Anda ubah, seni ada untuk memperlambat Anda,” katanya. “Ini membantu Anda berlatih untuk merasa puas dan hadir pada saat itu, yang menunjukkan kepada Anda seperti apa rasanya dan memungkinkan Anda untuk dapat mentransfernya ke situasi lain untuk mengatasinya.”


Bagi mereka yang menggunakan seni sebagai sarana untuk bersantai, Miller menyarankan untuk melakukan aktivitas berirama, seperti mencoret-coret, merajut, merenda, atau menggambar meditasi. “Pola melakukan hal itu berulang-ulang dapat membantu menenangkan pikiran Anda dan membangun kembali hubungan dengan diri sendiri dan perawatan diri Anda sendiri,” katanya. Dengan demikian, pertimbangan ini memberikan pandangan yang lebih dalam tentang bagaimana terapi seni dapat menjadi alat yang kuat dalam perjalanan pribadi dan kesehatan mental.


Melibatkan Remaja dalam Terapi Seni


Salah satu manfaat yang menonjol dari terapi seni adalah bahwa klien tidak perlu menjadi seorang seniman berbakat untuk mendapatkan manfaat dari pengalaman seni dalam konteks terapeutik. Hal ini terutama relevan ketika melibatkan remaja, yang masih dalam proses perkembangan secara mental dan fisik yang intens.


Menurut Miller, “Secara perkembangan, remaja sedang mencoba memahami identitas dan nilai-nilai mereka sendiri. Mereka sedang mempertimbangkan apa yang mereka rasakan dalam hubungan dengan teman sebaya, keluarga, dan dunia di sekitar mereka.” Dalam konteks ini, terapi seni dapat menjadi sarana yang aman dan mendukung bagi remaja untuk mengekspresikan dan memahami diri mereka sendiri secara lebih dalam.


Dalam lingkungan terapi seni, remaja dapat merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Hal ini terutama berlaku untuk remaja yang mungkin merasa tidak nyaman atau enggan berbagi secara verbal dengan orang dewasa dalam hidup mereka. Dalam situasi yang sulit, seperti pengalaman pelecehan, remaja mungkin merasa malu atau takut untuk mengungkapkan detailnya secara langsung, namun melalui seni, mereka dapat mengekspresikan emosi dan pengalaman mereka secara visual.


Schlenger menjelaskan, “Ketika saya bekerja dengan klien remaja, mungkin ada ketidaknyamanan awal dalam menjalani terapi, namun saya berusaha untuk menormalkannya dan membicarakannya sebagai cara yang sehat untuk mengekspresikan diri.” Dengan mendukung remaja untuk menggunakan seni sebagai alat ekspresi, terapis seni membantu memperluas ruang bagi mereka untuk menjelajahi dan memahami diri mereka sendiri.


Berdasarkan pengalaman Miller, terapi seni dalam bentuk kelompok juga dapat sangat bermanfaat bagi remaja. Melalui kerja kelompok, mereka dapat belajar bagaimana berhubungan dengan teman sebayanya yang mengalami masalah serupa, yang pada gilirannya dapat membantu menciptakan rasa memiliki dan dukungan, sambil mengurangi perasaan isolasi.


Miller percaya bahwa terapi seni dapat membantu remaja mencapai tingkat kesadaran diri yang lebih tinggi, memperoleh kejelasan tentang kekuatan, nilai, dan keyakinan mereka sendiri, sehingga membantu mereka lebih baik memahami tantangan yang mereka hadapi dan cara mengatasinya. “Kreativitas adalah kekuatan besar remaja saat ini, sehingga mereka dapat memanfaatkan sesi terapi seni dan mengeksplorasi berbagai hal yang terjadi dalam hidup mereka,” tambahnya. Dengan memberikan ruang untuk kreativitas dan eksplorasi, terapi seni dapat menjadi alat yang kuat dalam membantu remaja mengatasi tantangan dan berkembang secara holistik.

Daftar pustaka: 


https://onlinecounselingprograms-com.translate.goog/resources/art-therapy-young-adults/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc


https://batri.uma.ac.id/pengaruh-positif-seni-terhadap-kesehatan-mental/



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendefinisikan Diri dalam Kajian Seni Rupa dan Desain Siti Rohani